ANALISIS BEBAN JEMBATAN
1. BERAT SENDIRI ( MS )
Faktor beban ultimit : KMS = 1.3
Berat sendiri ( self weight
) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan elemen
struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan
bersifat tetap. Berat sendiri
elemen struktural seperti elemen box girder, pylon, cable, dihitung
secara otomatis oleh Program SAP2000. Berat sendiri yang tidak termasuk
elemen struktur adalah berat trotoar yang dihitung sbb. :
No Lebar Tinggi Shape w Berat
(m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 0.85 0.25 1 25.00 5.313
2 0.25 0.55 1 25.00 3.438
3 0.85 0.20 0.5 25.00 2.125
4 0.60 0.20 1 25.00 3.000
5 0.30 0.20 1 24.00 1.440
6 Railing pipa galvanis Æ 2.5" 1.250
Total berat sendiri trotoar, QMS = 16.565 kN/m
Berat sendiri trotoar dianggap sebagai beban terpusat setiap jarak 5 m, sehingga
PMS = 5 x 16.565 = 82.825 kN
5. PEMBEBANAN UNTUK PEJALAN KAKI ( TP )
Faktor beban ultimit : KTP = 2.0
Trotoar pada jembatan jalan raya harus direncanakan mampu memikul beban pejalan kaki sebagai berikut :
A = luas bidang trotoar yang dibebani pejalan kaki (m2)
Beban hidup merata pada trotoar :
Untuk A ≤ 10 m2 : q = 5 kPa
Untuk 10 m2 < A ≤ 100 m2 : q = 5 - 0.033 * ( A - 10 ) kPa
Untuk A > 100 m2 : q = 2 kPa
Panjang bentang total, Lt = 145.000 m
Lebar satu trotoar, b2 = 1.00 m
Luas bidang trotoar, A = 2 * ( b2 * Lt ) = 800 m2
Intensitas beban pada trotoar, q = 2 kPa
Pembebanan jembatan untuk trotoar, PTP = q * b2 * 5 = 10.0 kN/m
6. BEBAN ANGIN ( EW )
Faktor beban ultimit : KEW = 1.2
Gaya akibat angin dihitung dengan rumus sebagai berikut :
TEW = 0.0006*Cw*(Vw)2*Ab kN
Cw = koefisien seret = 1.25
Vw = Kecepatan angin rencana = 35 m/det
Ab = luas bidang samping jembatan (m2)
Gaya angin didistribusikan merata pada bidang samping pylon yg lebarnya 2,50 m :
QEW = 0.0006*Cw*(Vw)2 * 2.50 = 2.3 kN/m
Beban angin pada box girder dengan lebar bidang samping 2 m, didistribusikan pada setiap joint setiap jarak 5 m sehingga :
TEW = 0.0006*Cw*(Vw)2 * 2 * 5 = 9.2 kN
Beban
garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan
akibat angin yang meniup kendaraan di atas jembatan dihitung dengan
rumus :
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2 kN/m dengan Cw = 1.2
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2 = 1.764 kN/m
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi 2.00 m di atas lantai jembatan. h = 2.00 m
Jarak antara roda kendaraan x = 1.75 m
Transfer beban angin ke joint lantai jembatan, T'EW = [ 1/2*h / x * TEW ]*5 T'EW = 5.04 kN
7. PENGARUH TEMPERATUR (ET)
Faktor beban ultimit : KET = 1.2
Untuk memperhitungkan tegangan maupun deformasi struktur yang timbul akibat pengaruh temperatur, diambil perbedaan temperatur yang besarnya sama dengan selisih antara temperatur maksimum dan temperatur minimum rata-rata pada lantai jembatan.
Koefisien muai panjang untuk beton, a = 1.0E-05 /ºC
Temperatur maksimum rata-rata Tmax = 40 °C
Temperatur minimum rata-rata Tmin = 25 °C
Perbedaan temperatur pada lantai jembatan, ∆T = Tmax - Tmin ∆T = 15 ºC
8. PENGARUH SUSUT DAN RANGKAK (SR)
Faktor Beban Ultimit : KSR = 1.0
8.1. Pengaruh rangkak (Creep)
Regangan akibat creep, ecr = ( fc / Ec) * kb * kc * kd * ke * ktn
kb = koefisien yang tergantung pada pemakaian air semen (water cement ratio).
Untuk beton normal dengan faktor air semen, w = 0.45 dan cement content = 3.5 kN/m3, maka nilai : kb = 0.75
kc = koefisien yang tergantung pada kelembaban udara,
Untuk perhitungan diambil kondisi kering dengan kelembaban udara < 50 %, maka nilai : kc = 3
kd
= koefisien yang tergantung pada derajat pengerasan beton saat dibebani
dan pada suhu rata-rata di sekelilingnya selama pengerasan beton.
Jumlah hari dimana pengerasan terjadi pada suhu rata-rata T, t = 28 hari
Temperatur udara rata-rata, T = 27.5 °C
Umur pengerasan beton terkoreksi saat dibebani :
t' = t * (T + 10) / 30 = 35 hari, untuk semen normal tipe I maka nilai : kd = 0.938
ke = koefisien yang tergantung pada tebal teoritis (em)
Luas penampang box girder, A = 1.40 m2
Keliling penampang balok yang berhubungan dengan udara luar, K = 5.10 m dan em = 2 * A / K = 0.549 m, maka nilai : ke =0.734
ktn = koefisien yang tergantung pada waktu (t) dimana pengerasan terjadi dan tebal teoritis (em).
Untuk, t = 28 hari dan em = 0.549 m, maka nilai : ktn = 0.2
Kuat tekan beton, fc' = 29.61MPa
Modulus elastik beton, Ec = 25576.22 MPa
Regangan akibat creep, ecr = ( fc' / Ec ) * kb * kc * kd * ke * ktn = 0.00036
8.2. Pengaruh susut (shrinkage)
Regangan akibat susut, esu = eb * kb * ke * kp
eb = regangan dasar susut (basic shrinkage strain).
Untuk kondisi kering udara dengan kelembaban <50 %, maka eb = 0.00038
kb = koefisien yang tergantung pada pemakaian air semen (water cement ratio) Untuk beton dengan faktor air semen, w = 0.45 dan cement content = 3.5 kN/m3
maka nilai : kb = 0.75
ke = koefisien yang tergantung pada tebal teoritis (em), ke = 0.734
kp
= koefisien yang tergantung pada luas tulangan baja memanjang non
prategang. Presentase luas tulangan memanjang terhadap luas tampang
balok rata-rata :
p = 2.50% maka : kp = 100 / (100 + 20 * p) = 0.995
Regangan akibat susut, esu = eb * kb * ke * kp = 0.00021
8.3. Pengaruh susut dan rangkak (SR)
Regangan akibat susut dan rangkak, esr = esh + ecr = 0.00057
Tidak ada komentar:
Posting Komentar